Monday, September 28, 2009

Prosa Janggal Tak Teraksara, Sebuah Obsesi.

Entahlah, apa yang sebenarnya terjadi diantara saya dan dia-prosa janggal tak teraksara. Saya hampir memberikan semua nama untuk setiap orang yang hadir-dalam tema cinta-dalam hidup saya, Dan dia salah satunya. Sebuah kisah klasik dimana adik kelas selalu terperangkat di dalam sebuah medan cinta sang senior. Saya bodoh, saya juga terseret masuk dalam naskah standar percintaan sinetron abad ini. Kehidupan memang tak bisa kita atur semudah kita mendekatkan mulut bagian atas ke hidung dan menghirup baunya. Tidak ada yang tahu bagimana hidup mempermainkan kita, layaknya kita mempermainkan action figure dan memperlakukan mereka sesuka hati kita. Saya jadi teringat zaman SD ketika saya memainkan orang-orang dari materi plastic -dengan warna menyala-biasanya berbentuk tentara dan sebagainya. Kita dibuatnya menjadi hidangan lucu yang disaksikan oleh alam. Alam tertawa senang ketika kita masuk ke dalam kubangan, keluar, kemudian masuk lagi secara berulang-ulang. Bagaimana pun, alam butuh hiburan.


Saya mencintainya-akhirnya-setelah tiga kali penembakan. Awal saya selalu menolaknya dan berdalih, “ liat ke depanya aja ya!”. Entahlah, saya masih belum merasa cukup pembelok-istilah saya dan kerabat lama saya menyatakan gay-pada saat itu. Sebuah pepatah usang, kau tidak akan merasakan berharganya sesuatu sebelum kau kehilanganya, memang ada benarnya juga. Saya sangat marah setelah tau dia menjalani hubungan serius dengan seorang gadis. Saya tidak akan marah jika gadis itu-ternyata-lebih baik dari saya secara fisik psikis dan emosi. Entahlah, apa yang menarik dari gadis itu sehingga dia meninggalkan saya. Saya merasa diolak-olok secara tidak langsung oleh gadis busuk itu, oups. Saya melihatnya bersama gadis itu di parkiran, ingin rasanya saya datang dan menciumnya di depan gadis itu biar dia tahu kalau pasanganya itu adalah bisexual. Nyatanya, memang saya bodoh dan malah diam saja. Sebuah ironi memang. Dia bilang pada saya,” kamu terlalu superior dan saya tak mampu bersinambung dalam bentuk apa pun terhadap kamu”. Kalo sudah begini, siapa yang lebih superior, saya atau dia. Dimana logikanya, sang superior didepak oleh sang biasa yang benar-benar biasa. Satu hiburan tambahan buat alam. Silahkan kalian-alam juga anda-tertawa sesuka hati. saya tidak peduli.

Prosa janggal tak teraksara, sebuah nama bodoh yang saya buat penuh cinta dan diakhri kebodohan. Kalian tahu, kenapa saya beri dia nama “prosa janggal tak teraksara”?.
Karena dia adalah sebuah paparan keindahan yang salah-karena dia laki-laki-yang tak bisa saya tebak hingga saat ini. Saya mencintai dia dengan segala kapasitas superiorku yang ternyata tidak se-superior itu.

2 comments:

  1. gila yaa ta gw ga ngerti ni tulisan lo haha ...terlalu berat..qo gw ga bisa follow lo si?
    follow gw balik yak

    ReplyDelete