Sunday, September 6, 2009

saya orang yang tebuang.

"selamat malam"
kalimat sapaan itu yang aku ucapkan ketika memasuki sebuah rumah. tanpa asalamualaikum, seperti layaknya muslim lainya. sang pemilik rumah pun tau saya siapa. saya orang seperti apa. mereka tak pernah berharap aku mngucapkan kalimat tersebut.

pandangan mereka tajam. ini bukanlah balasan yang kumau atas salamku. pandangan mereka seakan men-scaning diriku dari atas sampai bawah. apa yang slah dengan pakaianku. aku hanyamenggunakan kaus hitam dengan potongan sabrina, celana jeans yang baru seminggu kupakai nonstop dan sepatu convers klasikku. mungkin rambut. tapi tak ada yang salah. tadi pagi aku sudah keramas. mungkin mereka kaget akan kedatanganku.

"selamat malam semua. maaf, saya baru dateng. saya baru selesai nari kelapa gading buat acara taon baru".
lagi-lagi tak ada jawaban. kemudian aku melongos ke kamar dan melepaskan tas rajutku. aku tidak peduli banyak dengat mereka. kemudian aku bergegas mandi dan kembali memakai bajuku. hal kemudian terpikirkan olehku adalah makan. sesaat sebelum aku sampai sini, aku sempat membeli sebungkus nasi goreng. yang akan kulakukan dengan makanan itu adalah memakanya. rumah ini adalah rumah saudaraku. pemilik rumah sedang mengadakan acara sendiri untuk menyabut tahun baru. aku tidak peduli dengan mereka. namun, aku harus menggantikan keberadaan ibu disana.

"saya keluar dulu ya!. mau ngerokok!"
lagi-lagi aku mendapatkanm perlakuan sama. aku melongos keluar dengan membawa piring beserta satu can coca-cola. kemudian aku membuka bungkus nasi gorengku. kulahap makanan itu dengan sangat cepat. tiga kali kunyahan sudah cukup untukku. kemudian habis lalu kulanjutkan dengan meminum coca-cola. sambil sesekali menyeruput, aku membakar rokok.

aku memang bukanlah orang speti yang di dalam. saya orang susah, sangatlah susah. mereka seebaliknya dan mereka tak peduli akan saya. jadi tak ada alasan saya peduli dengan mereka. batang kedua dan aku masih berada di luar. masih bertahan dengan kaus hitam leher sabrina bertuliskan siksa kubur dan celana pendek yang merangkap sebagai boxer. sesakali ada adegan mengaruk paha lantaran nyamuk pun menamanaiku. aku bukanya senang tapi malah kesal. mereka datang dan menggangu, begitulah seterusnya.

satu diantara mereka keluar, sepupu tertuaku. pria lajang berusia 28 tahun itu keluar dan membawa burger. bukan santapan yang cocok untuk jam 2 pagi, namun tetap kulahap. kemudian dia bertanya.
"kok ga ikut ngobrol di dalam?"
lama aku tak menjawab. sehela, dua hela asap keluar dari mulutku.
"pernah dengar yang namanya kasta ga?. saya bukan kasta kalian."
"tapi kamu kan bagiuan dari keluarga!".
"kasta ya tetap kasta, walaupun keluarga. sistem dunia zaman sekarang kek tai. yang kaya tambah kaya yang miskin tambah miskin. yang baik jadi jahat dan yang jahat tetap jadi jahat!, ngerti?".
"kok kamu bisa berpikir begitu?. kok kamu sekarang berubah. kamu gak kaya gita yag dulu!".
"mas ari, hidup itu palsu. kebaikan juga palsu. gw yang dulu ya palsu. sekarang yang asli. jahat dan cynical!".
"masih belon ngerti juga ya?. orang susah kayak saya ga bakalan hidup kalo jadi baik".
dia masih diam tanpa suara. matanya pun lekat kepadaku. batang kelima pun kubakar. kuhirup dalam-dalam, lalu ku hempas...hidup masih panjang pikirku.

No comments:

Post a Comment